A.
Simmental
Sapi ini berasal dari
switzzerland perancis, merupakan salah satu breed yang tertua di dunia.
Simmental merupakan dual purpose, yaitu selain sebagai sapi potong, produksi
susunya juga hamper menyamai sapi perah. Tunuh sapi Simmental berwarna kuning
sampai merah, sedangkan bagian muka, dada, dan rambut ekor berwana putih. Sapi
Simmental tidak memiliki tanduk. Kemampuan menyusui anaknya sangat baik dengan
berat lahir pedet yang relative tinggi. Mempunyai sifat jinak, tenang dan mudah di kendalikan.
B.
Sapi Limousine
Sapi limosin berasal
dari perancis, merupakan sapi potong yang berkualitas baik. Saat lahir, ukuran
pedet relative kecil sehingga proses kelahiran relative mudah dan lancer. Tubuh berwarna merah keemasan dengan bagian perut berwarna seperti
jerami. Ukuran tubuhnya sedang, tidak bertanduk. Tingkat efsisensi pakan
terbilang bagus. Presentasi dalam karkas cukup baik.
C.
Sapi Brahman
Adalah keturunan sapi Zebu atau
Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari India kemudian masuk ke Amerika
pada tahun 1849 berkembang pesat di Amerika, Di AS, sapi Brahman dikembangkan
untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Ciri khas sapi Brahman adalah
berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar
dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung
runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
D.
Sapi Ongole
Ciri khas sapi Ongole adalah berbadan besar, berpunuk besar, bergelambir
longgar, dan berleher pendek. Kepala, leher, gelambir, dan lutut berwarna
hitam, terutama sapi jantan. Kulit berwarna kuning dengan bulu putih atau
kehitam-hitaman. Kulit di sekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku, dan bulu
cambuk pada ujung ekor berwarna hitam. Kepala pendek dengan profil
melengkung. Mata besar dengan sorot yang tenang. Tanduk pendek dan tanduk pada
sapi betina berukuran lebih panjang dibandingkan sapi jantan. Telinga panjang
dan menggantung sapi, Ongole akan dewasa kelamin pada umur 24-30 bulan.
E.
Sapi Bali
Karakteristik Sapi Bali antara lain : Warna bulu pada pedet berwarna sawo
matang dan kemerahan, sedang pada sapi betina tidak berubah warnanya dan jantan
dewasa menjadi berwarna hitam : berat badan untuk jantan 450 kg, sedang pada
sapi betina 350 kg : bertanduk dan terdapat
bercak putih pada pantat.
F.
Sapi Madura
Berwarna merah bata atau merah coklat dengan warna putih dengan batas tidak
jelas pada pantat, tanduk kecil pendek mengarah keluar. Pada sapi
jantan, gumba berkembang dengan baik sedangkan sapi betina, gumba tidak tampak
jelas. Tubuh kecil, kaki pendek. Tinggi gumba pada sapi jantan kelas I minimal
121 cm, kelas II minimal 110 cm dan kelas III minimal 105 cm. Tinggi gumba sapi betina kelas I minimal 108 cm, kelas II minimal 105 cm,
kelas III minimal 102 cm. Sapi madura jantan berumur 24-36 bulan sedangkan
sapi betina berumur 18-24 bulan.
B. JENIS-JENIS KAMBING/DOMBA
1.
Kambing/domba à 1. Kambing kacang, 2. Kambing Etawa, 3. Domba ekor
gemuk 4. Kambing Boer, 5. Kambing saanen
A. Kambing Kacang
Kambing kacang merupakan bangsa asli dari Indonesia. Tipe
kambing ini penghasil daging, warna tubuhnya bervariasi, yaitu putih bercampur
hitam atau cokelat dan hitam polos. Tanduknya mengarah kebelakang dan
membengkok. Hidung lurus, leher pendek serta telinga pende, berdiri tegak. bersifat
prolifik (sering melahirkan anak kembar 2 atau 3), lincah, dan tahan terhaddap
berbagai kondisi, dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan
berbeda, termasuk dalam kondisi pemeliharaan yang sangat sederhana.
B. Kambing Boer
Kambing boer
berasal dari Afrika Selatan dan telah masuk ke Indonesia sejak 65 tahun lalu.
Kambing boer adalah kambing pedaging terbaik di dunia. Pada umur 5-6 bulan,
berat badan kambing ini sudah mencapai 35-45 kg dan sudah siap untuk
dipasarkan. Namun, jika dibiarkan sampai usia dewasa (2-3 tahun), bobot badan
kambing jantan bisa mencapai 120 kg. Kambing
boer bertubuh panjang dan lebar, keempat kaki sangat pendek, warna kulit
cokelat, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang
menggantung, serta kepala berwarna cokelat kemerahan atau cokelat muda hingga
cokelat tua. Beberapa kambing boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya.
Kambing ini mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan memiliki daya tahan
tubuh yang sangat bagus.
Kambing boer
yang ada di Indonesia sudah banyak mengalami persilangan dengan kambing lokal
Indonesia. Istilah “kambing boer bangsa murni” akan digunakan oleh registrasi
kambing boer Indonesia jika seekor kambing sudah mencapai paling tidak generasi
kelima baik dari sisi induk maupun pejantan, berdasarkan catatan silsilahnya.
Salah satu contoh hasil persilangan kambing boer adalah boerka yang merupakan
hasil persilangan dengan kambing kacang.
C. Kambing Ettawa
Kambing Ettawa didatangkan dari
India yang disebut
kambing Jamnapari. Badannya besar, tinggi gumba yang jantan 90 sentimeter
hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang
jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram.
Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik
jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan
susu hingga tiga liter
per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing Etawa dengan kambing lokal
dikenal sebagai sebagai kambing “Peranakan Etawa” atau “PE”. Kambing PE
berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih
adaptif
terhadap lingkungan lokal Indonesia.
D. Kambing Saanen
Kambing Saanen berasal dari Saanen,
Swiss. Baik kambing
jantan maupun betinanya tidak memliki tanduk. Warna bulunya putih atau krem
pucat.
Hidung,
telinga dan
kambingnya berwarna belang hitam. Dahinya lebar, sedangkan telinganya berukuran
sedang dan tegak. Kambing ini merupakan jenis kambing penghasil susu. Berasal dari
lembah Saanen Swiss bagian barat. Merupakan jenis kambing terbesar di Swiss.
Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari.
Ciri-ciri telinga tegak dan mengarah ke depan, bulu dominan putih, kadang2
ditemui bercak hitam pada hidung, telinga atau ambing. Produksi susu 740 kg/ms
laktasi.
E. Kambing khasmir
Bangsa kambing ini merupakan kambing impor
dari khasmir, Pakistan.saat ini kambing khasmir banyak tersebar dari di jawa
barat dan nusa tenggara. Keturunan kambing ini adalah kambing gembrong di bali.
Cirri-ciri kambing khasmir adalah kepala besar, mata kecil, leher pendek serta
telinga sedang dan terkulai ke bawah. Kaki bawah berambut pendek, tubuh
mempunyai rambut penutup panjang dan halus, serta dibawah rambut penutup terdapat
mohair lebat dan sangat halus. Berat
badan dewasa bisa mencapai 60 kg.
Susu
1. Kambing
Dibeberapa Negara termasuk Negara tropis walaupun
banyak jenis kambing, tetapi masih sedikit sekali perhatian terhadap seleksi
atau breeding dalam usaha memperoleh satu performance yang baik (Blakely,1991).
Susu kambing mengandung kadar laktosa yang sedikit
lebih rendah jika dibandingkan dengan susu sapi. Susu kambing mengandung asam
lemak berantai pendek dan sedang, hal ini membuat lemak susu kambing lebih
mudah dicerna tubuh untuk menghasilkan energi sehingga tidak tertimbun sebagai
lemak atau kolesterol. Hanya saja kandungan asam folat dan vitamin B12 pada
susu kambing cukup rendah.
Cita rasa: Bau dan rasa susu kambing murni sangat
spesifik yaitu sedikit berbau kambing. Ada kalanya bau agak tajam karena
pengaruh pakan. Susu kambing murni rasanya, sedikit manis dan berlemak.
a.
Etawa
Butiran
lemak susu kambing
etawa berukuran antara 1-10 milimikron sama dengan susu sapi,
tetapi jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak
terdapat pada susu kambing sehingga susu kambing lebih mudah dicerna alat
pencernaan manusia, susu kambing etawa tidak akan menimbulkan diare pada orang
yang mengkonsumsinya. Susu kambing segar etawa ini
juga tidak memiliki kandungan karoten, sehingga warna susu kambing lebih putih
daripada susu sapi.
b.
Saanen
Bangsa kambing Saanen berasal dari lembah Saanen di
Swiss bagian barat. Jumlah (produksi) susunya banyak, tetapi lemak susunya agak
rendah (Blakely,1991).
c.
Anglo Nubian
Bangsa kambing Anglo Nubian merupakan persilangan
antara kambing Jamnampari dari India dan Nubian. Susu kambing Anglo Nubian
mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6% (Prihadi,1997).
d.
Nubian
Produksi susunya lebih sedikit bila dibandingkan
dengan kambing yang berasal dari Swiss, tetapi persentase lemak susu tinggi.
(Blakely,1991).
e.
Barbari
Di India bangsa kambing ini telah dikembangkan karena
produksi susunya dan area tubuhnya relative kecil, sedang produksi cukup banyak
menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis
(Prihadi,1997).
Susu
kambing etawa dapat diolah menjadi produk olahan seperti susu rasa, susu
bubuk, yogurt, keju, caramel, dodol hingga sabun.
2. Sapi
Komposisi gizi: Susu sapi mengandung asam lemak
omega-3 (alfa linolenic acid/ALA) dan omega-6 (linoleic acis/LA). ALA dan LA
adalah asam lemak esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh, sehingga
mutlak harus diperoleh dari makanan. Di dalam tubuh, ALA akan disintesis
menjadi omega 3 lainnya yaitu asam DHA dan EPA. Sementara itu LA disintesis
menjadi omega 6 yakni AA. AA dan DHA berperan penting dalam pembentukan sel-sel
otak dan proses penglihatan.
Protein dalam susu sapi juga sangat penting dalam
proses pembentukan otot. Dan kalsium dalam susu penting bagi proses pembentukan
tulang agar tulang tidak lekas mengalami pengeroposan.
Cita rasa: Susu sapi terasa manis disebabkan oleh
kandungan laktosa, dan rasa asin berasal dari kandungan klorida, sitrat, dan
garam-garam mineral yang ada di
dalamnya.
Susu sapi
dapat diolah menjadi produk olahan seperti keju, yoghurt, ice cream,dan
mentega.
a.
Fries Hollands
Sapi Fries Hollands atau disebut juga FH berasal dari
negara Belanda Utara dengan kriteria sebagai Kadar lemak susu FH 3,65% dengan
rata-rata 7.245 kg per laktasi di Amerika Serikat.
b.
Jersey
Sapi Jersey dikembangkan untuk tujuan utama lemak susu untuk mentega
karena kadar lemak susunya tinggi hingga 4,85%.
c.
Guernsey
Produksi susu sapi Guernsey lebih rendah dari sapi
Holstein, tetapi kadar lemaknya lebih tinggi hingga 4,7 %. Susu sapi Guernsey
berwarna kuning emas dan terkenal di pasaran. Susu ini biasanya diolah menjadi
mentega.
d.
Brown Swiss
Susu sapi Brown Swiss biasanya diolah menjadi keju. Kadar lemak susu sapi
Brown Swiss rendah yaitu 4,04%.
e.
Milking Shorthorn
Kadar lemak susunya 3,65%
f.
Sahiwal
Sapi Sahiwal berasal dari India. Sapi ini merupakan
tipe perah dari tropis yang terbaik didaerah asalnya. Persentase kadar lemak
susunya 3,7%.
g.
Red Sindhi
Sapi ini berasal dari India. Dalam segala hal hampir
sama dengan Sahiwal tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dengan produksi
rata-rata untuk satu masa laktasi 1.662 atau berkisar 5-6 liter per hari dengan
kadar lemaknya 4,9%.
h.
Australian Milking Zebu (AMZ)
Sapi ini merupakan hasil silang antara sapi Sahiwal,
Red Sindhi, dan sapi Jersey. Produksi susu rata-rata sapi ini 7 liter per hari
dengan kisaran produksi susu 1.445-2.647 kg per 330,5 hari. namun ada yang
berproduksi hingga 4.858 kg per 330,5 hari atau 16 liter per hari.
3. Kuda
Selain populer
di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, susu kuda liar juga dikembangbiakkan di
Sukabumi, Jawa Barat.
Komposisi
gizi: Susu ini lebih dikenal karena khasiatnya sebagai obat untuk meningkatkan
sistem imunitas tubuh dan menstimulasi pembersihan organ dalam tubuh. Kuda yang
diperah susunya adalah kuda yang hidup bebas mencari makanannya sendiri. Susu
kuda mengandung kalori yang lebih rendah dibandingkan susu sapi (44 Kalori per
100 gram). Lemak dari susu kuda kebanyakan lemak tak jenuh (polyunsaturated).
Asam lemak rantai pendek ini membuat susu kuda mudah diserap tubuh.
Kandungan
laktosa susu kuda lebih banyak daripada susu sapi. Hal ini perlu menjadi
perhatian pada orang-orang yang intoleran terhadap laktosa.
Cita
rasa: Susu kuda terasa gurih dan creamy. Warnanya putih kekuningan dan biasanya
dijual dalam bentuk segar maupun sudah dimasak.
Komposisi Susu kuda Sumbawa
Komposisi
|
Susu kuda
Sumbawa
|
Kadar lemak
(persen)
|
1,68
|
Kadar Protein
(persen)
|
2,26
|
Kadar laktosa
(persen)
|
4,31
|
Bahan kering
tanpa lemak (persen)
|
8,75
|
Kadar abu
(persen)
|
0,41
|
pH
|
2,73-4,28
|
Antimikroba
(mm)
|
14-23
|
Sumber: Hermawti et al,
2005
4. Susu
Kerbau
Susu kerbau
hanya dikonsumsi di beberapa daerah di Indonesia, antara lain di daerah
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sumbawa dan
beberapa daerah lainnya.
Komposisi gizi:
Kandungan laktosa, lemak, protein, kolesterol, dan asam lemak jenuh pada susu
kerbau terhitung lebih banyak dibanding susu sapi. Bahkan, kandungan lemaknya
dua kali lebih banyak daripada susu sapi.
Susu kerbau
mudah dikenali dari warnanya yang putih bersih. Bahkan, lebih putih dari susu
sapi. Warna putih ini disebabkan oleh sedikitnya kandungan pigmen karoten
kuning yang biasanya merupakan tanda adanya kandungan vitamin A. Teksturnya
lebih pekat daripada susu sapi, susu kerbau menjadi lebih hemat ketika diolah.
Produk olahannya antara lain mentega, keju, susu kental manis, es krim, yoghurt
dan dangke (keju dari susu kerbau).
Cita rasa: Lebih
halus dan tidak meninggalkan jejak rasa asam
Telur
Telur adalah salah satu
sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi
tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur,
obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta
vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya.
Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral
seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian
protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis
protein dan sedikit karbohidrat.
a.
Telur ayam ras:
Telur ayam terbagi menjadi dua yaitu telur ayam ras
dan telur ayam buras (bukan ras). Ukuran ayam buras relatif lebih kecil, warna
ayam ras umumnya berwarna coklat.
Produk olahan yang dapat dihasilkan dari telur ayam yaitu
·
direbus matang
·
direbus setengah matang
·
bahan
pembuatan roti dan kue
b.
Telur ayam buras
Ayam buras atau yang dkenal dengan ayam kampung mampu
mengahsilkan telur dan daginga dengan harga yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan telur dan daging ayam ras. Produk olahahn dari telur ayam buras yaitu
dapat direbus matang maupun setengah matang,
dimakan mentah (biasanya ditambah madu dan atau bahan-bahan lain untuk
dijadikan jamu), digoreng dan juga sebagai bahan kosmetik.
c.
Telur bebek
Telur bebek kandungan lemaknya lebih tinggi daripada
telur ayam ataupun telur puyuh, sehingga baik untuk masa pertumbuhan. Warna
kuning telurnya pun beda. Pada telur ayam, warna kuning telurnya adalah kuning
cerah, sedangkan telur bebek warna kuningnya adalah agak kemerahan. Dan
komposisi kuning telur bebek itu lebih banyak daripada putihnya, sedangkan
telur ayam komposisi kuning telurnya lebih sedikit. Dan ketika digoreng kuning
telurnya lebih padat telur ayam daripada telur bebek. Dan warna telur bebek
lokal ada yang biru ada yang putih, warna telur bebek yang semakin hijau pudar
(gelap) itu lebih banyak mengandung gizi daripada yang berwarna putih. Selain
dibuat menjadi telur asin telur bebek dapat diolah menjadi bahan lauk pauk
lainnya semisal telur bebek petis, Gambar telur bebek dan produk olahannya.
d.
Telur angsa
Kandungan dari telur angsa tidak jauh berbeda dengan
kandungan yang terdapat pada telur-telur tenka unggas yang lain. Satu hal yang
membedakan yaitu ukuran dari telur angsa yang lebih besar bila dibandingkan
telur ayam maupun telur bebek. Warna dari telur angsa sendiri berwarna putih
seperti telur ayam kampung. Produk olahan yang dapat dihasilkan dari telur
angsa yaitu dapat direbus setengah matang hingga matang dan dikonsumsi seperti
telur ayam, digoreng dan sebagai bahan campuran pembuatan roti.
e.
Telur puyuh
Telur puyuh mempunyai nilai kandungan gizi yang tinggi, tidak kalah
dengan ternak unggas lainnya. Selain itu rasanya
juga lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk dan rasa. Dilihat dari kandungan protein dan lemaknnya dapat dikatakan telur puyuh lebih baik
dibandingkan telur unggas lainnya. Telur puyuh merupakan sumber protein
terbaik.100 gram Telur Puyuh mengandung 13,05 gram protein, sedikit lebih
tinggi dari telur ayam maupun telur bebek. Sebab
telur puyuh mengandung protein yang tinggi tetapi kadar lemaknya rendah. Produk
olahan dari telur puyuh dapat berupa masakan-masakan seperti sate telur puyuh,
telur puyuh rebus maupun goreng yang digunakan sebagai pelengkap yang dapat
dimakan, dan juga resep masakn yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah
Mada University Press. Jogjakarta.
Deskripsi Sapi Perah Fries Holland,
Didin S Tasripin, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
babaghee.files.wordpress.com
Prihadi, S. 1997. Dasar
Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.