Rabu, 08 Agustus 2012

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PETERNAKAN


A.  Pengertian / Konsep Penyuluhan
Secara harfiah bahasa ’’Penyuluhan” berasal dari kata “suluh“ yang berarti “obor” atau “pelita” atau pemberi terang. Pada hakikatnya penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan luar sekolah (non formal) yangdisertai dengan berbagai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu (Ibrahim et all., 2003).
Penyuluhan dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari system dan proses perubahan individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola terencana (Mardikanto, 1993).
Penyuluhan merupakan jenis khusus pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, yang mengajarkan sesuatu, mendemonstrasikan, dan memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan (regulating) dan juga tidak melaksanakan progrma yang non edukatif                  (Claar et all., 1984).
Penyuluhan merupakan suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluaganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalah sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupanya (Kartasapoetra, 1991).
Komunikasi pertanian merupakan pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan dibidang pertanian, baik secara perorangan atau kelompok dengan menggunakan lambang- lambang tertentu (Soekarwati, 1998)
Penyuluh pertanian adalah suatu usaha memberi pengajaran, pendidikan dan bimbingan pada eptani untuk mempertinggi kecerdasan mereka pada umumnya, pengetahuan tekhnik pertanian khususnya, membangkitkan kerjasama serta giat menolong dirinya sendiri sehingga dapat menghasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak (Deptan, 2001).

B.  Penyusunan Program Penyuluhan
Perencanaan program sebagai suatu prosedur kerja bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskan masalah (keadaan-keadaan yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Mueller yang mengartikan perencanaan program sebagai upaya sadar yang dirancang atau dirumuskan guna tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, dan minat) masyarakat, untuk siapa program tersebut ditujukan (Watson dan Wesley, 1958).
Perencanaan program merupakan suatu proses yang berkelanjutan, melalui semua warga masyarakat, penyuluh dan para ilmuwan memusatkan pengetahuan dan keputusan-keputusan dalam upaya mencapai pembangunan yang mantap. Di dalam perencanaan program, sedikitnya terdapat tiga pertimbangan yang menyangkut: hal-hal, waktu, dan cara kegiatan-kegiatan yang direncanakan itu dilaksanakan. Martinez juga menekankan bahwa perencanaan program merupakan proses berkelanjutan, melalui mana warga masyarakat merumuskan kegiatan-kegiatan yang berupa serangkaian aktivitas yang diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan masyarakat setempat                          (Dahama dan Bhatnagar, 1980).
Adanya suatu perencanaan program penyuluhan akan memberikan kerangka kerja yang dapat dijadikan acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat (termasuk masyarakat sasaran), untuk mengambil keputusan tentang kegiatan–kegiatan yang seharusnya dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan (Setiana et all., 1997).
Langkah pertama dalam menyusun suatu rencana komunikasi adalah lebih dulu menganalisis problem yang dihadapi oleh masyarakat atau persoalan yang yang hendak ditanggulangi melalui kegiatan  yang dimaksud. Langkah ini benar-benar penting tanpa lebih dulu mengerti dengan persis masalah apa yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat yang bersangkutan maka tidak mungkin kita bisa merencanakan suatu kegiatan penyuluhan hanya dengan mengetahui poblem yang dihadapi, kita bisa berusaha memahami penyebab-penyebabnya, mengerti latar belakangnya untuk kemudian dapat memikirkan langkah–langkah penanggulannya (Nasution, 1989).
Dalam kaitan perencanaan program ini Martinez disitasi dari Mardikanto, (1993) mengungkapkan bahwa perencanaan program merupakan upaya perumusan, pengembangan, dan pelaksanaan program-program. Perencanaan progam penyuluhan menyangkut perumusan tentang: (a) proses perancangan program, (b) penulisan perencanaan program, (c) rencana kegiatan, (d) rencana pelaksanaan program (kegiatan), dan (e) rencana evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut. Dari beberapa definisi dan pengertian tentang perencanaan progam penyuluhan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perencanaan program merupakan proses berkesinambungan tentang pengambilan keputusan menyangkut situasi, pentingnya masalah, atau kebutuhan, perumusan tujuan, dan upaya pemecahan yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Keputusan yang diambil pada perencanaan program harus mengandung pengetahuan yang tepat di masa yang akan datang. Hal inilah yang membedakan perencanaan dengan peramalan. Perencanaan harus dapat mengukur hasil-hasil yang dicapai berdasarkan pengetahuan yang tepat tentang kondisi masyarakat (Slamet dan Margono, 1978).
Beberapa pokok pikiran yang perlu diperhatikan dalam perencanaan program penyuluhan :
1.    Merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Rangkaian pengambilan keputusan dalam perencanaan program tidak pernah berhenti sampai tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, dan minat) yang dikehendaki.
2.    Proses pengambilan keputusan tersebut berdasarkan fakta dan sumber daya yang ada.
3.    Dirumuskan secara bersama oleh penyuluh dengan masyarakat sasarannya, dengan didukung oleh para spesialis, praktisi, dan penentu kebijaksanaan.
4.    Meliputi perumusan tentang: keadaan, masalah, tujuan, dan cara pencapaian tujuan, yang dinyatakan secara tertulis.
5.    Harus mencerminkan perubahan ke arah kemajuan.
(Soekanto, Soerjono, 1982).
Manfaat program penyuluhan dalam penyuluhan, adanya program sangat penting bagi kelangsungan penyuluhan tersebut. Selain memberi acuan, dengan adanya program masyarakat diharapkan berpartisipasi atau turut ambil bagian dalam perubahan yang direncanakan tersebut. Oleh karena itu pula Kelsey dan Hearne menekankan pentingnya pernyataan tertulis yang jelas dan dapat dimengerti oleh setiap warga masyarakat yang diharapkan untuk berpartisipasi. Adanya pernyataan tertulis ini dapat menjamin kelangsungan program dan selalu memperoleh partisipasi masyarakat (Mardikanto, 1993).

DAFTAR PUSTAKA


Claar. 1984. The Cooperative Extension Service – An Adaptable Model for Developing Countries. IL : INTERPAKS. Urbana.

Dahama, D.P. and D.P. Bhatnagar. 1980. Education and Communicatjon for Development.  Oxford & IBH Publishing CO. New Delhi.

Deptan, 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta.

Ibrahim, J. T. Ahmad, S dan Harpowo. 2003. Komunikasi Penyuluh Pertanian. Bayumedia Publidding dan Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.

Kartasapoetra, A. G. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bimi Aksara. Bandung.

Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Nasution, Z.,1989. Prinsip-Prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan. FE UI Press. Jakarta.

Seoekarwati. 1998. Prinsip- prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.

Setiana et all .1997. Petunjuk Praktikum Penyuluhan Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.

Slamet, Margono. 1978. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Soekanto, Soerjono. 1982. Pengantar Sosiologi. Rajawali Pers. Jakarta.

Watson R, J. and Wesley B.. 1958. The Dynamics of Planned Change. Harcourt, Brace and World, Inc.  New York.

1 komentar:

  1. "Promosi" sektor Peternakan menghendaki peningkatan intensitasnya; jauhkan sikap "merahasiakan" temuan diri! Semoga!
    Eyang Yadi (Suyadi R.)

    BalasHapus