A. Pengertian / Konsep Penyuluhan
Secara
harfiah bahasa ’’Penyuluhan” berasal dari kata “suluh“ yang berarti “obor” atau
“pelita” atau pemberi terang. Pada hakikatnya penyuluhan merupakan suatu sistem
pendidikan luar sekolah (non formal) yangdisertai dengan berbagai dorongan
untuk mencapai tujuan tertentu (Ibrahim et
all., 2003).
Penyuluhan
dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari system dan proses
perubahan individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut
dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola terencana (Mardikanto,
1993).
Penyuluhan
merupakan jenis khusus pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, yang mengajarkan
sesuatu, mendemonstrasikan, dan memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan
(regulating) dan juga tidak melaksanakan progrma yang non edukatif (Claar et all., 1984).
Penyuluhan
merupakan suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluaganya,
agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalah
sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan hasil usahanya
dan tingkat kehidupanya (Kartasapoetra, 1991).
Komunikasi
pertanian merupakan pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan
dibidang pertanian, baik secara perorangan atau kelompok dengan menggunakan
lambang- lambang tertentu (Soekarwati, 1998)
Penyuluh
pertanian adalah suatu usaha memberi pengajaran, pendidikan dan bimbingan pada
eptani untuk mempertinggi kecerdasan mereka pada umumnya, pengetahuan tekhnik
pertanian khususnya, membangkitkan kerjasama serta giat menolong dirinya
sendiri sehingga dapat menghasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
layak (Deptan, 2001).
B. Penyusunan Program Penyuluhan
Perencanaan
program sebagai suatu prosedur kerja bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk
merumuskan masalah (keadaan-keadaan yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan
yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Mueller yang mengartikan
perencanaan program sebagai upaya sadar yang dirancang atau dirumuskan guna
tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, dan minat) masyarakat, untuk siapa
program tersebut ditujukan (Watson dan Wesley, 1958).
Perencanaan
program merupakan suatu proses yang berkelanjutan, melalui semua warga masyarakat,
penyuluh dan para ilmuwan memusatkan pengetahuan dan keputusan-keputusan dalam
upaya mencapai pembangunan yang mantap. Di dalam perencanaan program,
sedikitnya terdapat tiga pertimbangan yang menyangkut: hal-hal, waktu, dan cara
kegiatan-kegiatan yang direncanakan itu dilaksanakan. Martinez juga menekankan
bahwa perencanaan program merupakan proses berkelanjutan, melalui mana warga
masyarakat merumuskan kegiatan-kegiatan yang berupa serangkaian aktivitas yang
diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan masyarakat
setempat (Dahama
dan Bhatnagar, 1980).
Adanya
suatu perencanaan program penyuluhan akan memberikan kerangka kerja yang dapat
dijadikan acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat (termasuk
masyarakat sasaran), untuk mengambil keputusan tentang kegiatan–kegiatan yang
seharusnya dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan
(Setiana et all., 1997).
Langkah pertama dalam menyusun suatu rencana komunikasi adalah lebih dulu
menganalisis problem yang dihadapi oleh masyarakat atau persoalan yang yang
hendak ditanggulangi melalui kegiatan
yang dimaksud. Langkah ini benar-benar penting tanpa lebih dulu mengerti
dengan persis masalah apa yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat yang
bersangkutan maka tidak mungkin kita bisa merencanakan suatu kegiatan
penyuluhan hanya dengan mengetahui poblem yang dihadapi, kita bisa berusaha
memahami penyebab-penyebabnya, mengerti latar belakangnya untuk kemudian dapat
memikirkan langkah–langkah penanggulannya (Nasution, 1989).
Dalam
kaitan perencanaan program ini Martinez disitasi dari Mardikanto, (1993)
mengungkapkan bahwa perencanaan program merupakan upaya perumusan,
pengembangan, dan pelaksanaan program-program. Perencanaan progam penyuluhan menyangkut perumusan
tentang: (a) proses perancangan program, (b) penulisan perencanaan program, (c)
rencana kegiatan, (d) rencana pelaksanaan program (kegiatan), dan (e) rencana
evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut. Dari beberapa definisi dan pengertian
tentang perencanaan progam penyuluhan tersebut, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa perencanaan program merupakan proses berkesinambungan tentang
pengambilan keputusan menyangkut situasi, pentingnya masalah, atau kebutuhan,
perumusan tujuan, dan upaya pemecahan yang mungkin dilakukan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Keputusan yang diambil pada perencanaan program harus
mengandung pengetahuan yang tepat di masa yang akan datang. Hal inilah yang
membedakan perencanaan dengan peramalan. Perencanaan harus dapat mengukur
hasil-hasil yang dicapai berdasarkan pengetahuan yang tepat tentang kondisi
masyarakat (Slamet dan Margono, 1978).
Beberapa
pokok pikiran yang perlu diperhatikan dalam perencanaan program penyuluhan :
1. Merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
Rangkaian pengambilan keputusan dalam perencanaan program tidak pernah berhenti
sampai tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, dan minat) yang dikehendaki.
2.
Proses pengambilan keputusan tersebut berdasarkan fakta
dan sumber daya yang ada.
3.
Dirumuskan secara bersama oleh
penyuluh dengan masyarakat sasarannya, dengan didukung oleh para spesialis,
praktisi, dan penentu kebijaksanaan.
4. Meliputi perumusan tentang: keadaan,
masalah, tujuan, dan cara pencapaian tujuan, yang dinyatakan secara tertulis.
5.
Harus mencerminkan perubahan ke arah kemajuan.
(Soekanto, Soerjono, 1982).
Manfaat program penyuluhan dalam penyuluhan, adanya
program sangat penting bagi kelangsungan penyuluhan tersebut. Selain memberi
acuan, dengan adanya program masyarakat diharapkan berpartisipasi atau turut
ambil bagian dalam perubahan yang direncanakan tersebut. Oleh karena itu pula
Kelsey dan Hearne menekankan pentingnya pernyataan tertulis yang jelas dan
dapat dimengerti oleh setiap warga masyarakat yang diharapkan untuk berpartisipasi.
Adanya pernyataan tertulis ini dapat menjamin kelangsungan program dan selalu
memperoleh partisipasi masyarakat (Mardikanto, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Claar. 1984. The Cooperative
Extension Service – An Adaptable Model for Developing Countries. IL :
INTERPAKS. Urbana.
Dahama, D.P. and D.P. Bhatnagar. 1980. Education and Communicatjon
for Development. Oxford &
IBH Publishing CO. New Delhi.
Deptan, 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar
Tani. Jakarta.
Ibrahim, J. T. Ahmad, S dan Harpowo. 2003. Komunikasi Penyuluh
Pertanian. Bayumedia Publidding dan Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.
Kartasapoetra, A. G. 1991. Teknologi Penyuluhan
Pertanian. Bimi Aksara. Bandung.
Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Nasution, Z.,1989. Prinsip-Prinsip
Komunikasi Untuk Penyuluhan. FE UI Press. Jakarta.
Seoekarwati. 1998. Prinsip-
prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.
Setiana et all .1997. Petunjuk
Praktikum Penyuluhan Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Slamet, Margono. 1978. Kumpulan
Bacaan Penyuluhan Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bandung.
Soekanto, Soerjono. 1982. Pengantar
Sosiologi. Rajawali Pers. Jakarta.
Watson R, J. and Wesley B.. 1958. The Dynamics of Planned Change.
Harcourt, Brace and World, Inc. New York.
"Promosi" sektor Peternakan menghendaki peningkatan intensitasnya; jauhkan sikap "merahasiakan" temuan diri! Semoga!
BalasHapusEyang Yadi (Suyadi R.)